Selasa, 16 Februari 2010

apa rahasia di balik jumlah ayat dalam Al-Qur'an??

Sering kali orang menyatakan bahwa jumlah ayat dalam kitab petunjuk Al-Qur’an adalah sebanyak 6666 ayat. Padahal ternyata pernyataan itu tidak tepat. Sengaja, saya menghitung sendiri jumlah ayat yang tertulis di dalam kitab petunjuk Al-Qur’an. Berikut perinciannya.

  1. Al-Fatihah: 7 ayat
  2. Al-Baqarah : 286 ayat
  3. Ali Imran : 200 ayat
  4. An-Nisa : 176 ayat
  5. Al-Maidah : 120 ayat
  6. Al-An’am : 165 ayat
  7. Al-A’raf : 206 ayat
  8. Al-Anfal : 75 ayat
  9. At-Taubah : 129 ayat
  10. Yunus : 109 ayat
  11. Hud : 123 ayat
  12. Yusuf : 111 ayat
  13. Ar-Rad : 43 ayat
  14. Ibrahim : 52 ayat
  15. Al-Hijr : 99 ayat
  16. An-Nahl : 128 ayat
  17. Al-Isra’ : 111 ayat
  18. Al-Kahf : 110 ayat
  19. Maryam : 98 ayat
  20. Thaha : 135 ayat
  21. Al-Anbiya’ : 112 ayat
  22. Al-Hajj : 78 ayat
  23. Al-Mu’minun :118 ayat
  24. An-Nur : 64 ayat
  25. Al-Furqan : 77 ayat
  26. Asy-Syu’ara : 227 ayat
  27. An-Naml : 93 ayat
  28. Al-Qasas : 88 ayat
  29. Al-Ankabut : 69 ayat
  30. Ar-Rum : 60 ayat
  31. Luqman : 34 ayat
  32. Ash-Sajdah :30 ayat
  33. Al-Ahzab : 73 ayat
  34. Saba’ : 54
  35. Fatir : 45 ayat
  36. Yasin : 83 ayat
  37. Ash-Saffat : 182 ayat
  38. Sad : 88 ayat
  39. Az-Zumar : 75 ayat
  40. Al-Mu’min : 85 ayat
  41. Fussilat : 54 ayat
  42. Asy-Syura : 53 ayat
  43. Az-Zukhruf : 89 ayat
  44. Ad-Dukhan : 59 ayat
  45. Al-Jasiyah : 37 ayat
  46. Al-Ahkaf : 35 ayat
  47. Muhammad : 38 ayat
  48. Al-Fath : 29 ayat
  49. Al-Hujurat ; 18 ayat
  50. Qaf : 45 ayat
  51. Az-Zariyat : 60 ayat
  52. At-Tur : 49 ayat
  53. An-Najm : 62 ayat
  54. Al-Qamar : 55 ayat
  55. Ar-Rahman : 78 ayat
  56. Al-Waqi’ah ;96 ayat
  57. Al-Hadid : 29 ayat
  58. Al-Mujadilah : 22 ayat
  59. Al-Hasyr ; 24 ayat
  60. Al-Mumtahanah : 13 ayat
  61. As-Saff : 14 ayat
  62. Al-Jumu’ah : 11 ayat
  63. Al-munafiqun : 11 ayat
  64. Al-Tagabun : 18 ayat
  65. At-Talaq : 12 ayat
  66. At-Tahrim : 12 ayat
  67. Al-Mulk : 30 ayat
  68. Al-Qalam : 52 ayat
  69. Al-Haqqah : 52 ayat
  70. Al-Ma’arij : 44 ayat
  71. Nuh : 28 ayat
  72. Al-Jinn : 28 ayat
  73. Al-Muzammil : 20 ayat
  74. Al-Muddasir : 56 ayat
  75. Al-Qiyamah : 40 ayat
  76. Al-Insan ; 31 ayat
  77. Al-Mursalat : 50 ayat
  78. An-Naba’ : 40 ayat
  79. An-Nazi’at : 46 ayat
  80. Abasa : 42 ayat
  81. At-Takwir : 29 ayat
  82. Al-Infitar :19 ayat
  83. Al-Mutaffifin : 36 ayat
  84. Al-Insyiqaq : 25 ayat
  85. Al-Buruj : 22 ayat
  86. At-Tariq : 17 ayat
  87. Al-A’la : 19 ayat
  88. Al-Gasyiyah : 26 ayat
  89. Al-Fajr : 30 ayat
  90. Al-Balad : 20 ayat
  91. Asy-Syams : 15 ayat
  92. Al-Lail : 21 ayat
  93. Ad-Dhuha : 11 ayat
  94. Al-Insyirah : 8 ayat
  95. At-Tin : 8 ayat
  96. Al-Alaq : 19 ayat
  97. Al-Qadr : 5 ayat
  98. Al-Bayyinah : 8 ayat

99. Al-Zalzalah : 8 ayat

100. Al-Adiyat : 11 ayat

101. Al-Qari’ah : 11 ayat

102. At-Takasur : 8 ayat

103. Al-Asr : 3 ayat

104. Al-Humazah : 9 ayat

105. Al-Fil : 5 ayat

106. Quraisy : 4 ayat

107. Al-Ma’un : 7 ayat

108. Al-Kausar : 3 ayat

109. Al-Kafirun : 6 ayat

110. An-Nasr : 3 ayat

111. Al-Lahab ; 5 ayat

112. Al-Ikhlas : 4 ayat

113. Al-Falaq : 5 ayat

114. An-Nas : 6 ayat

Jadi kesemuanya terdapat 114 surat dan 6236 ayat.

  1. 114 surat berarti angka 1 dan 1 berarti bahwa Allah itu satu-satunya, sehingga disini terdapat 2 kali angka satu. Lalu kemudian angka4, yang jika dijumlahkan dengan angka 1 dan 1 yang berada didepannya akan berjumlah 6 yang menunjukkan keimanan, maksudnya jumlah rukun iman. Rukun iman ada 6 yaitu iman kepada Allah, Malaikat, Kitab, Rasul, hari akhir, Qada’ dan Qadar.
  2. 6236 ayat berarti:

Angka 6 yang ada di awal dan akhir menunjukkan keimanan. Jika kedua angka 6 itu dijumlahkan akan dihasilkan angka 12 yang berarti tanggal kelahiran Nabi Muhammad yakni 12 Maulud.

Angka 2 menunjukkan pilihan. Allah telah memberikan dua pilhan, yakni surga dan neraka.

Angka 3 menunjukkan suatu proses.

Jika angka 2 dan 3 dijumlahkan akan didapat angka 5, yang menunjukkan rukun Islam, selain itu juga bisa menunjukkan perintah shalat 5 waktu.

Jika kesemua angka tersebut dijumlahkan akan menghasilkan angka 17, yang berarti 17 rakaat (jumlah rakaat shalat dalam sehari penuh).

Sungguh Allah Maha Sempurna dan Maha Mengetahui apa yang kita ketahui dan apa yang tidak kita ketahui.

menurut Al-Qur'an, apa saja yang sebenarnya diharamkan???

Kata “haram” berarti tidak diperbolehkan/ dilarang oleh Allah untuk diperbuat. Pertanyaannya adalah apa saja hal-hal yang diharamkan??? Kita dapat menemukan jawabannya setelah kita mempelajari apa yang tertulis di dalam surat Al-Baqarah ayat 173.

Artinya: Sesungguhnya Dia hanya mengharamkan atasmu bangkai, darah, daging babi, dan (daging) hewan yang disembelih dengan (menyebut nama) selain Allah. Tetapi barang siapa terpaksa (memakannya), bukan karena menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.

Penjelasan: Menurut pendapat saya, arti dalam ayat tersebut tidak bisa “dimakan” mentah-mentah. Itu semua masih perlu untuk dipahami dan dikaji lebih dalam maksud dari apa yang terkandung dalam ayat tersebut.

    1. Kata “mengharamkan” berarti melarang/ tidak memperbolehkan.
    2. Kata “bangkai” dapat diartikan sebagai sesuatu yang telah “mati”. Kata “ mati” yang dimaksud di sini menunjukkan mati akalnya/ bodoh. Nah, ini sebenarnya yang diharamkan(dilarang) oleh Allah. Sering kali orang mengartikan bahwa kita dilarang memakan bangkai. Menurut pengertian saya, kata “memakan” di sini berarti melakukan aktifitas, sehingga “memakan bangkai” bisa diartikan menjadi ikut-ikutan bodoh. Itu sebenarnya yang dilarang oleh Allah. Menurut Anda pribadi rasiokah penalaran saya ini?? Kita dilarang untuk menjadi orang yang bodoh. Orang yang bodoh diumpamakan layaknya hewan ternak, seperti yang dijelaskan dalam surat Al-A’raf ayat 179.

Artinya: Dan sungguh, akan Kami isi neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi)tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah.

Penjelasan: orang-orang yang bodoh diumpamakan layaknya hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Apa bukti kebodohannya?? Mereka memiliki hati, namun tidak digunakan untuk merasakan. Padahal jelas-jelas mereka telah merasakan semua kenikmatan yang diberikan oleh Allah. Contohnya: mereka telah merasakan kenikmatan menghirup udara di dunia ini. Mereka memiliki mata, tapi tidak dipergunakan untuk melihat semua tanda-tanda kekuasaan Allah. Contohnya: mereka dapat melihat adanya langit, gunung, daratan, lautan, tetapi mereka tidak percaya bahwa itu semua merupakan hasil dari ciptaan Allah. Mereka juga memiliki telinga, namun tidak difungsikan untuk mendengar. Contohnya: mereka telah diberi peringatan tetapi tetap tidak mau mendengar dan tetap tidak beriman kepada Allah( surat Yaasin ayat 10). Ketiga bukti tersebut adalah tanda-tanda orang yang lengah yang akan membawa kepada kesesatan dan kebodohan

    1. Kata “darah” menunjukkan kehidupan. Darah merupakan unsur kehidupan jika berbicara mengenai kehidupan tentu saja berkaitan dengan urusan duniawi, dimana seluruh manusia didunia ini tercipta dilengkapi dengan hawa nafsu. Nah, inilah yang sebenarnya diharamkan, yaitu menuruti hawa nafsu. Dalam al-Qur’an orang yang mengikuti hawa nafsunya dimpamakan seperti anjing sebagaimana tertulis dalam surat Al-A’raf ayat 176.

Artinya: Dan sekiranya Kami menghendaki niscaya Kami tinggikan (derajatnya) dengan (ayat-ayat itu), tetapi ia cenderung kepada dunia dan mengikuti keinginannya (yang rendah), maka perumpamaannya seperti anjing, jika kamu menghalaunya dijulurkan lidahnya dan jika kamu membiarkannya ia menjulurkan lidahnya (juga). Demikianlah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah kisah-kisah itu agar mereka berfikir.

Penjelasan: orang yang mengikuti hawa nafsunya diumpamakan seperti annjing. Mengapa?? Karena anjing selalu menjulurkan lidahnya baik jika kamu larang atau pun tidak. Artinya tidak ada perbedaan baik jika diberi kesempatan maupun tidak diberi kesempatan, dia selalu menuruti hawa nafsunya yang rendah, dan tidak mudah puas/ serakah. Mereka juga mendustakan ayat-ayat Allah, yaitu bukti/ tanda-tanda kebesaran Allah dan lebih mengikuti hawa nafsunya sendiri (yang rendah). Jadi kesimpulan yang saya ambil yaitu yang diharamkan oleh Allah adalah mengikuti apa yang diperbuat oleh anjing yaitu selalu mengikuti hawa nafsunya yang rendah, bukan mengharamkan anjingnya itu sendiri. Sering kali juga saya dapati pernyataan bahwa katak adalah haram untuk dikonsumsi. Lalu saya mencoba berfikir kembali dan menelaah pernyataan tersebut. Lalu saya mencoba untuk mengambil kesimpulan bahwa kasus katak ini hampir serupa dengan anjing. Sebenarnya bukan kataknya itu sendiri yang diharamkan melainkan berperilaku seperti katak yang tidak diperbolehkan. Maksud saya adalah katak dikenal sebagai hewan yang hidup di dua alam(darat dan air). Kata “hidup di dua alam” ini saya artikan sebagai sifat yang tidak memiliki pendirian/ keteguhan hati sehingga mudah terpengaruh orang lain. Nah, sifat inilah yang sebenarnya tidak diperbolehkan karena akan membawa kita dalam kesesatan. Sifat ini sangat erat dengan sifat yang dimiliki oleh ali kita yaitu selalu mencampuradukan antara yang khaq dan yang batil, padahal dia mengetahuinya (Al-Baqarah ayat 42).Coba Anda pikirkan apa dosa yang diperbuat anjing dan katak kepada Tuhan(Allah) sehingga mereka dijadikan sebagai binatang yang haram, padahal mereka juga merupakan makhluk ciptaan Allah yang sengaja Dia ciptakan??? Jika katak dan anjing saja diharamkan, lalu mengapa hewan ternak juga tidak ikut dihaamkan?? Buktinya kita masih mengkonsumsi daging sapi, kambing, kerbau, dll. Jikalau anjing dan katak diharamkan seharusnya hewan ternak pun juga ikut diharamkan. Sebenarnya mereka hanya dijadikan sebagai perumpamaan-perumpamaan (tamsil). Memang dalam kitab petunjuk Al-Qur’an banyak sekali terdapat perumpamaan-perumpamaan seperti itu, sehingga kita tidak bisa “memakannya mentah-mentah”, Karena itu semua masih perlu dikaji dan dipahami secara lebih mendalam.

    1. Kata “daging babi” dapat diartikan sebagai daging yang empuk. Memang benar bahwa daging babi itu daging yang empuk, maksudnya disini adalah mengambil kesempatan dalam kesempitan. Inilah suatu yang diharamkan oleh Allah. Contohnya: jika ada orang yang kesusahan, kita berpura-pura untuk membantunya, padahal sebenarnya kita bermaksud untuk menikamnya dari belakang. Jadi menurut saya, memakan daging babi itu tidak diharamkan, namun yang diharamkan disini yaitu perilaku mengambil kesempatan dalam kesempitan yang diumpamakan sebagai daging babi tersebut.
    2. Kalimat “ hewan yang disembelih dengan (menyebut nama) selain Allah” mengandung arti jika kita mengambil barang milik orang lain harus dengan seijin pemiliknya. Dalam kasus ini yang dimaksud adalah hasil ciptaan Allah maka sudah selayaknya kita harus memohon ijin kepada-Nya, salah satu perwujudannya yaitu dengan menyebut nama Allah sebelum menyembelih.
    3. Kalimat “Tetapi barang siapa terpaksa (memakannya), bukan karena menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya” mengandung maksud barang siapa ada orang yang berperilaku seperti seperti bangkai (bodoh), darah (selalu mengikuti hawa nafsunya yang rendah), daging babi (mengambil kesempatan dalam kesempitan), hewan yang disembelih tanpa menyebut nama Allah (mengambil hak orang lain tanpa ijin) mendekati kamu (ingat, maksudnya dia yang mendekati kamu, bukan kamu yang mendekatkan diri padanya), maka kamu tidak berdosa, kecuali jika kamu juga meniru perilaku buruknya, maka tentu kamu akan berdosa.

Lalu tahukah Anda apakah sebenarnya yang diaggap najis??? Bukan, anjing, daging babi atau apapun seperti yang telah dijelaskan di atas. Yang dianggap najis tidak lain adalah orang musyrik sebagaimana dijelaskan dalam surat At-Taubah ayat 28

Artinya : Whai orang-orang yang beriman! Sesugguhnya orang-orang musyrik itu najis.

Dari ayat tersebut telah jelas dikatakan bahwa oran musyrik itu adalah najis. Orang musyri yaitu orang yang menyekutukan Allah.

Menurut Anda pribadi, apa yang dapat anda simpulkan dari penalaran saya tersebut di atas???

pakaian kehidupan

Kata “pakaian” sering kali diartikan sebagai alat yang digunakan untuk menutupi anggota bagian tubuh kita. Namun tahukah Anda bahwa ada pengertian lain yang sangat luar biasa dibalik kata “pakaian” yang dapat kita temukan di dalam kitab petunjuk Al-Qur’an. Di bawah ini merupakan uraian singkat mengenai makna kata “pakaian” yang coba saya diskripsikan.

Dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-A’raf ayat 26

Artinya: Wahai anak cucu Adam! Sesungguhnya Kami telah menyediakan pakaian untuk menutupi auratmu dan untuk perhiasan bagimu. Tetapi pakaian takwa, itulah yang lebih baik. Demikianlah sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka ingat.

Penjelasan: setelah saya telaah lebih jauh maksud dari ayat tersebut, saya dapat menyimpulkan bahwa pakaian yang dimaksud disini terbagi menjadi 4. pakaian yang telah diberikan sang pencipta kepada kita adalah akal, dimana dengan akal kita menjadi makhluk yang disempurnakan, karena kita adalah satu-satumya makhluk ciptaan Tuhan yang dilengkapi dengan akal. Dengan pakaian(akal) yang telah diberikan diharapkan bisa digunakan untuk menutupi aurat kita. Kata “aurat”yang dimaksud disini adalah kebodohan kita, aurat menunjuk pada suatu hal yang memalukan yaitu kebodohan. Sehingga dengan berbekal akal, kita dapat berfikir, sehingga kita tidak lagi berada dalam kebodohan, sehingga pakaian kedua yang dimaksud disini adalah fikir. Yang ketiga adalah pakaian untuk perhiasan yaitu ilmu. Kata”perhiasan” disini digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang berharga. Apa itu??ilmu, ilmu merupakan sesuatu yang sangat berharga di dalam hidup kita. Tanpa ilmu kita akan menjadi orang yang tidak berharga karena tidak mampu melakukan apapun tanpa memiliki ilmu.Selanjutnya adalah pakaian takwa. Setelah kita memiliki akal, fikir dan ilmu, diharapkan kita bisa memfungsikan ketiga pakaian itu di jalan yang lurus(mengikuti petunjuk Allah). Itulah yang dimaksud pakaian taqwa, dimana disebutkan sebagai pakaian yang paling baik. Nah, itulah macam-macam pakaian yang dapat menuntun hidup kita kearah yang lebih baik. Disinilah yang ingin saya tekankan bahwa sebenarnya keempat pakaian inilah yang disebut sebagai pasangan Nabi Muhammad. Mungkin selama ini Anda sering mendengar bahwa Nabi Muhamad memiliki 4 istri, sehingga ini sering kali dijadikan sebagai dasar dari poligami. Namun sering kali terbesit dalam pikiran saya apakah ini benar-benar landasan poligami?? Karena setelah saya berfikir ulang ternyata poligami tidak mendatangkan banyak keuntungan. Kemudian saya mencoba mengkaji kembali landasan yang sering digunakan oleh orang-orang yang berpoligami. Mereka sering berkata bahwa Nabi Muhammad saja melakukan poligami, beliau memiliki 4 istri, lantas mengapa kita tidak boleh melakukan hal yang sama( berpoligami)??? Pernyataan seperti ini sempat membuat saya merasa bingung, namun setelah saya pahami lebih dalam sebenarnya Nabi Muhammad itu memiliki 4 pasangan, dimana pasangan disini tidak terspesifikasi sebagai istri. Menurut saya pasangan Nabi Muhammad yaitu keempat pakaian yang telah saya jelaskan di atas yakni akal, fakir, ilmu dan taqwa yang lantas dapat membawa Nabi Muhammad sebagai orang yang dimuliakan oleh sang pencipta (Allah). Menurut anda, rasiokah kesimpulan saya ini??? Selain keempat pasangan tersbut di atas, saya juga menemukan 4 pasangan lain Nabi Muhammad yakni Abu Bakar Ash Siddiq, Umar bin Khattab, Ustman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib. Keempat khalifah inilah yang diartikan sebagai pasangan Nabi Muhammad. Khalifah Abu Bakar Ash Siddiq adalah seorang yang memiliki pengaruh dalam masyarakat (merakyat), sedang Khalifah Umar bin Khattab adalah seorang yang pemberani, Khalifah Ustman bin Affan adalah seorang yang kaya raya dan beliau adalah seorang dermawan (senang mendermakan hartanya) dan Khalifah Ali bin Abi Thalib adalah seorang yang berilmu. Mereka berempat akan lebih sempurna jika dilengkapi dengan keberadaan Nabi Muhammad, dimana beliau adalah orang yang mendapat petunjuk dari sang pencipta (Allah). Kelima unsur tersebut akan sangat bermanfaat apabila kita terapkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Bayangkan saja, apabila di suatu lingkungan terdapat orang yang berilmu, pemberani, merakyat, kaya raya dan dermawan, serta orang yang mendapatkan petunjuk dari sang pencipta pasti kelima unsur ini dapat saling melengkapi satu sama lain dan dapat memajukan lingkungan tempat tinggalnya bukan?? Apabila sedang berlangsung sidang Jum’at mereka bisa berkumpul, membicarakan masalah-masalah yang timbul di lingkungan tempat tinggal mereka, tentunya hal ini akan lebih bermanfaat dan dapat mengembangkan serta memajukan kesejahteraan lingkungan tempat tinggalnya. Menurut pendapat Anda, rasiokah pendapat/ pemikiran saya ini?? Tidakkah hal ini lebih bermanfaat dari pada poligami yang sampai sekarang masih diperdebatkan???

Sungguh, Allah menciptakan segala sesuatu dengan cara yang teratur sebagaimana yang tertulis dalam surat Ash-Shaff ayat 4.

Artinya: Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur, mereka seakan-akan seperti suatu bangunan yang kokoh.

Penjelasan: maksud dari ayat ini adalah Allah mencintai orang yang selalu menegakkan kebenaran melalui cara-cara yang benar, teratur, sesuai prosedur dan memiliki landasan/ pedoman yang benar dan kuat layaknya suatu bangunan yang kokoh.

Selain surat di atas, masih ada surat lain yang juga menerangkan mengenai kata “pakaian” yaitu dalam surat Al-Baqarah ayat 187.

Artinya : Dihalalkan bagimu pada malam hari puasa bercampur dengan istrimu. Mereka adalah pakaian bagimu, dan kamu adalah pakaian bagi mereka.

Penjelasan: dalam ayat itu dijelaskan bahwa istri merupakan pakaian bagi suami, begitu pula sebaliknya. Kata “pakaian” disini dapat juga diartikan sebagai pasangan, sehingga bisa juga diartikan bahwa perempuan itu pasangan bagi laki-laki. Kata “pasangan” disini dimaksudkan untuk pasangan hidup. Kadang orang juga mengatakan bahwa laki-laki itu cenderung lebih kuat dan memiliki derajat yang lebih tinggi dibandingkan wanita, hingga ada orang yang berkeyakinan bahwa seorang wanita tidak layak dijadikan seorang pemimpin. Namun, menurut saya pribadi, saya kurang sependapat, karena mungkin memang benar secara fisik laki-laki cenderung lebih kuat, namun secara intelektual ini belum tentu lebih unggul. Kemungkinan bisa saja seorang perempuan memiliki kemampuan intelektual yang lebih tinggi daripada laki-laki, sehingga tidak tertutup kemungkinan bagi wanita tersebut untuk dijadikan seorang pemimpin. Tidakkah hal ini cukup masuk akal untuk dimengerti???

apa sebenarnya makna dari kata "pasangan"???

Apa Sebenarnya Makna dari kata “Pasangan”???

Sering kali Anda mendengar kata “pasangan”, namun tahukah Anda apakah makna yang tersembunyi dibalik kata tersebut??? Telah kita ketahui bersama bahwa Allah menciptakan segala sesuatu itu berpasang-pasangan seperti yang tertulis dalam surat Yaasin ayat 36.

Artinya : Maha Suci Allah yang telah menciptakan segala sesuatu berpasang-pasangan.

Semua yang ada di dunia ini tentu memiliki pasangan. Sebagai contohnya yaitu pria dengan wanita, suami dengan istri, ibu dengan bapak, benar dengan salah, dan lain-lain. Lalu apakah yang dapat kita simpulkan dari beberapa contoh di atas?? Apakah sebenarnya arti kata “pasangan” itu???

Setelah saya kaji lebih jauh, akhirnya saya menemukan suatu kesimpulan. Menurut pendapat saya, pasangan merupakan aturan yang disesuaikan oleh urusan masing-masing. Mengapa saya bisa berujung pada kesimpulan yang demikian??? Coba pahami kembali contoh-contoh pasangan yang telah saya sebutkan di atas.

Anak perempuan vs anak laki-laki

Istri vs suami

Ibu vs bapak

Kata anak perempuan, istri dan ibu memiliki jenis kelamin yang sama, namun ketiganya memiliki pasangan yang berbeda-beda. Kata anak perempuan berarti anak yang dilahirkan dari perut istri kita, sedangkan istri adalah wanita yag kita nikahi, dan ibu merupakan wanita yang melahirkan kita. Ketiganya tersusun melalui suatu aturan tertentu. Jika kita seenaknya saja mengganti pasangan dari ketiga kata tersebut, tidakkah ini akan menimbulkan suatu kekacauan??Dapatkah Anda memahami apa yang saya maksud?? Nah setelah kita mengetahui pasangan, seharusnya kita juga mengetahui aturan. Sering kali orang mengartikan pasangan sebagai istri. Nah, inilah satu unsur yang sangat vital yang dapat menimbulkan kekacauan. Pasangan bisa berarti teman, lawan, atau pun musuh. Di bawah ini saya akan mencoba memberikan beberapa contoh surat yang menuliskan tentang kata “pasangan” yang diartikan sebagai “istri”, padahal ketiganya memiliki perbedaan makna.

1. Surat Hud ayat 81

Artinya: Mereka (para malaikat) berkata, ”Wahai Lut! Sesungguhnya kami adalah para utusan Tuhanmu, mereka tidak akan dapat mengganggu kamu, sebab itu pergilah bersama keluargamu pada akhir malam dan jangan ada seorang pun diantara kamu yang menoleh ke belakang, kecuali istrimu. Sesungguhnya dia juga akan ditimpa (siksaan) yang menimpa mereka. Sesungguhnya saat terjadinya siksaan bagi mereka itu pada waktu subuh. Bukankah subuh itu sudah dekat?”

Penjelasan: dalam ayat itu diperintahkan untuk pergi bersama keluargamu pada akhir malam dan jaganlah menoleh ke belakang, maksudnya adalah diperintahkan untuk meninggalkan kebodohan dan jangan lagi kembali kepada kebodohan/ kesesatan. Lalu mengapa ditulis istrimu akan ditimpa siksaan??? Apa yang salah dengan istrinya???

2. Surat Al-Lahab ayat 4

Artinya: Dan (begitu pula) istrinya pembawa kayu bakar (penyebar fitnah).

Penjelasan: mengapa disini dikatakan istri pembawa kayu bakar??? Bukankah kayu itu makanan api?? Bukankah api merupakan bahan dasar dari jin??

3. Surat Ali Imran ayat 35

Artinya : (Ingatlah), ketika istri Imran berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku……………………”.

Coba bandingkan kata “istri” yang terdapat dalam ketiga ayat tersebut??? Dapatkah Anda memahaminya dan menemukan perbedaan diantara ketiganya??

Setelah saya mencoba untuk mengkajinya lebih dalam, akhirnya saya menemukan suatu kesimpulan. Sebenarnya ada satu masalah yang menimbulkan sedikit kerancuan dalam pemahaman ayat-ayat di atas. Menurut pendapat saya, sebaiknya kata “istri” diganti dengan kata “pasangan”. Lalu disini saya dapat membedakan diantara ketiganya. Pasangan bisa diartikan sebagai teman, lawan maupun musuh. Nah, inilah sebenarnya yang membedakan arti kata istri pada ketiga ayat tersebut.

Pada surat Hud, kata istri dimaksudkan untuk menunjuk pasangan yang disebut lawan???mengapa?? karena pasangan tersebut membawa kepada kesesatan karena dia telah mengikuti petunjuk setan. Sehingga lebih jelasnya dalam surat itu dijelaskan bahwa dia juga akan ditimpa siksaan.

Pada surat Al-Lahab, kata “istri” menunjukkan pasangan yang disebut musuh, karena diumpamakan sebagai pembawa kayu bakar, dimana kayu merupakan makanan dari api, dan api merupakan unsure dasar jin. Jin diciptakan dari lidah api, sehingga jin jelas merupakan musuh.

Pada surat Ali Imran, kata “istri” disini sebenarnya sudah tepat, atau mungkin untuk perbandingan bisa juga diganti dengan kata pasangan yang mengarah pada teman yakni teman hidup/pasangan hidup.

Dengan penjelasan di atas, sudahkah Anda mengerti dan memahami apa arti kata “pasangan” itu sendiri?? Atau mungkin Anda memiliki pendapat lain mengenai arti kata tersebut???

rahasia di balik malam Lailatul Qadar

Apa Makna di Balik Malam Lailatul Qadar??

Seperti yang telah kita ketahui bersama malam Lailatul Qadar jatuh pada hari-hari ganjil pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Sering kali kebanyakan orang mengatakan bahwa “Malam Lailatur Qadar adalah malam yang lebih baik daripada seribu bulan”, lalu apakah maksud dari pernyataan ini?? Mari kita telusuri lebih dalam apa sebenarnya maksud yang terkandung dari pernyataan tersebut. Pertama, kita pahami dahulu apakah yang dimaksud dengan Malam Lailatul Qadar itu sendiri. Untuk lebih jelasnya mari kita kaji dengan berdasar pada surat Al-Qadr.

Artinya: Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam Qadar. Dan tahukah kamu apakah malam Qadar itu? Malam Qadar itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar.

Penjelasan: dari ayat tersebut saya mencoba membuat suatu kesimpulan. Malam Qadar adalah malam dimana diturunkannya aturan. Dari surat tersebut dijelaskan bahwa pada malam Qadar Allah menurunkan Al-Qur’an, padahal kita tahu bahwa Al-Qur’an merupakan peringatan yang nyata yang berisi tentang aturan-aturan yang digunakan untuk mengatur segala urusan. Pertanyaannya sekarang adalah kenapa harus diturunkan aturan?? Karena jaman dahulu adalah jaman jahiliyah yaitu jaman kebodohan, dimana kebanyakan orang hanya menganut pada kebiasaan yang tanpa dasar, mereka sering mengatakan “pada umumnya,biasanya”, mereka tidak memiliki dasar/ landasan, itu dikarenakan mereka masih bodoh. Lalu diturunkanlah aturan yang diharapkan bisa mengatur kehidupan mereka supaya lebih baik dan tidak menganut pada kebiasaan-kebiasaan mereka lagi. Dalam surat tersebut juga disebutkan bahwa “Malam Qadar itu lebih baik daripada seribu bulan”, maksudnya malam turunnya aturan itu menjadi lebih baik karena sebelumnya mereka tidak tahu aturan. Kata “seribu” bisa diartikan sebagai bilangan dan kata “bulan” berarti waktu. Sehingga setelah malam itu kita diberi “karunia” (tambahan pengetahuan) yaitu dapat membedakan antara bilangan dengan waktu, konkret dengan abstrak, yang sudah pasti dan yang sedang berjalan. Tidakkah itu lebih baik??? Pada malam itu Malaikat ( berbentuk ruh yang disucikan) dengan izin Allah membawa Qur’an yang berisi aturan yang mengurus berbagai urusan. Kalimat terakhir ” sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar”, berarti sejahteralah orang-orang yang tadinya bodoh, sekarang telah mendapat aturan/petunjuk maka diharapkan kebodohan itu akan segera berakhir. Kata “malam” mengarah pada kegelapan yang bisa diartikan sebagai kebodohan dan kata “sampai terbit fajar” bisa diartikan sebagai batas malam, yaitu batas kebodohan. Pertanyaan selanjutnya adalah mengapa Malam Lailatul Qadar selalu jatuh pada hari-hari ganjil?? Menurut pendapat saya ganjil berarti sudah memiliki 1 pilhan yang terbaik. Jika genap berarti masih ada 2 pilihan sehingga bias dikatakan serakah, sedangkan kalau ganjil berarti sudah ada 1 pilihan yang pasti, sekalipun pilihan ini salah, namun setidaknya sudah berani untuk melangkah untuk mendekati keberhasilan.Menurut pendapat Anda masuk akalkah penalaran saya ini?? Bandingkan dengan pengrtian yang dimiliki kebanyakan orang yang sering kali mengatakan bahwa malam Lailatul Qadar merupakan malam yang lebih baik daripada seribu bulan yang sebanding dengan 83 tahun??? Rasiokah jika dengan menjalankan ibadah pada malam Lailatur Qadar saja dapat menghapus dosa-dosa yang kita lakukan selama 83 tahun?? Adilkah yang demikian ini?? Padahal kita tahu bahwa Allah Maha Perkasa dan Maha Bijaksana.

Terkait dengan penjelasan saya mengenai malam Lailatul Qadar sebagai malam turunnya aturan, saya terfikir untuk membahas kota Mekah yang sering kali disebut-sebut sebagai “tanah suci”. Sebenarnya dari mana istilah ini di dapat??? Setelah saya telusuri lebih jauh, ternyata Mekah merupakan tempat turunnya Al-Qur’an, turunnya aturan, turunnya kesucian. Tapi menurut saya julukan yang diberikan terhadap kota Mekah sebagai “tanah suci” terlalu berlebihan, sebaiknya bisa disebut sebagai tempat turunnya kesucian. Kalau disebut sebagai “tanah suci” ini cukup membingungkan kita, kalau tanahnya suci lantas bagaimana mungkin kita menginjakkan kaki kita di atas tanah yang suci tersebut?? Sekali lagi ini semua merupakan pendapat pribadi saya yang saya maksudkan untuk memberi suatu masukan.

Satu hal lagi yang masih mengganjal dalam fikiran saya yaitu apakah perbedaan antara kitab suci, Qur’an, Al-Qur’an dan kitab petunjuk?? Adakah salah satu dari Anda yang mampu menjawab ini semua?? Di sini saya hanya mencoba menjawab, barang kali jawaban saya ini kurang tepat, anda bisa membantu untuk menyempurnakan kesalahan saya.

  1. kitab suci : milik Allah.
  2. Qur’an : milik makhluk yang disucikan yakni Malaikat.

Dijelaskan dalam surat Al-Waqi’ah ayat 77- 79

Artinya: Dan (ini) sesungguhnya Qur’an yang sangat mulia, dalam Kitab yang terpelihara (Lauh Mahfuz), tidak ada yang menyentuhnya selain hamba-hamba yang disucikan.

Penjelasan: Qur’an itu terpelihara dan tidak ada yang bisa menyentuhnya selain hamba-hamba yang disucikan, dalam hal ini adalah malaikat.

  1. Al-Qur’an : milik makhluk yang dimuliakan, yakni Nabi Muhammad.

Dijelaskan dalam surat:

  1. Asy-Syu’ara ayat 192-194

Artinya: dan sungguh, (Al-Qur’an) ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan seluruh alam (Allah), yang dibawa turun oleh Ar-Ruh Al Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar engkau termasuk orang yang memberi peringatan.

Penjelasan: Al-Qur’an itu datangnya dari Allah, yang diturunkan melalui Malaikat (ruh yang dapat dipercaya) lalu diberikan kepada Muhammad sebagai suatu peringatan.

  1. Al-Ankabut ayat 49

Artinya: sebenarnya, (Al-Qur’an) itu adalah ayat-ayat yang jelas di dalam dada orang-orang yang berilmu. Hanya orang-orang dzalim yang mengingkari ayat-ayat Kami

Penjelasan: Al-Qur’an itu memiliki kebenaran mutlak yakni yang tersimpan dalam dada (hati) kita, dan kita tidak bisa mengingkari kebenaran tersebut, kecuali jika kita termasuk orang yang zalim.

  1. Kitab petunjuk: milik orang yang taqwa.

Dijelaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 2

Artinya : Kitab ini tidak ada keragu-raguan di dalamnya, petunjuk bagi mereka yang taqwa.

Penjelasan: berarti yang kita baca selama ini merupakan kitab petunjuk yang tentu saja berisi tentang petunjuk-petunjuk yang akan membawa kita kepada pintu keselamatan baik di dunia maupun di akhirat.

Bagaimana menurut pendapat Anda pribadi?? Adakah memiliki pendapat yang lain???

menyingkap rahasia di balik keistimewaan bahasa Al-Qur'an

Blog saya ini berisikan tulisan-tulisan yang merupakan hasil dari proses pembelajaran saya,pengkajian saya terhadap isi(apa yang tertulis) dalam kitab petunjuk Al-Qur’an. Di sini saya mencoba untuk mengkaji ulang bahasa-bahasa terjemahan yang tertulis didalamnya dan kemudian mencoba untuk menarik beberapa kesimpulan yang bertujuan untuk memudahkan pengertian atau pemahaman saya terhadap apa yang saya baca dan pelajari. Dalam melakukan proses pembelajaran saya ini, saya berpedoman pada beberapa kitab petunjuk Al-Qur’an yang berasal dari berbagai cetakan yang berbeda sehingga saya dapat membandingkan bahasa terjemahan dari 1 cetakan dengan cetakan lain, sehingga saya dapat menemukan suatu rumusan untuk menarik suatu kesimpulan. Tak pelak, saya juga sering kali mendapati berbagai macam perbedaan penafsiran yang terkaadang juga membuat saya merasa bingung untuk memahaminya. Namun saya selalu mencoba untuk membacanya berulang kali, memahami dan merenungkan tentang apa yang dimaksudkan hingga saya menemukan suatu kesimpulan. BAHASA, memang sering kali membingungkan dan sulit untuk dapat dipahami dan dimengerti. Padahal sering kali kita mendengar kata bahasa dan kita selalu menggunakannya ketika kita berhubungan dengan orang lain. Tapi yang mengherankan adalah sekarang banyak sekali orang yang tidak memahami arti setiap kata dari bahasa yang mereka ucapkan, bahkan sering kali mereka mencampur adukkan kata-kata yang berbeda artinya menjadi seolah-olah sama atau bersinonim. Inilah salah satu hal yang sangat vital yang sering kali menimbulkan perselisihan.

Kita awali dengan pengertian bahasa itu sendiri:

Bahasa, sering kali diartikan sebagai alat komunikasi, padahal menurut saya pengertian seperti ini sebenarnya kurang tepat. Pengertian sebagai alat komunikasi bisa saja diartikan untuk menunjukkan telepon, hp atau alat apapun yang bisa digunakan untuk berkomunikasi.

Pengertian bahasa menurut saya pribadi ialah ungkapan isi hati seseorang yang diungkapkan secara lisan maupun tulisan yang apabila penyampaiannya salah, maka pelaksanaannya pun juga akan salah. Bahasa digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dan berhubungan dengan orang lain. Mengingat kedudukan manusia sebagai makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri dan selalu membutuhkan orang lain, maka manusia memerlukan bahasa. Bahasa merupakan hukum di atas hukum, karena hukum diciptakan dan ditulis menggunakan bahasa. Jika sekarang saja banyak orang yang tidak memahami bahasa yang mereka ucapkan, lalu bagaimana dengan hukum yang berjalan?? Secara otomatis kerusakan hukum terjadi karena adanya kekurangan dalam pemahaman dalam penggunaan bahasa itu sendiri. Oleh karena itu langkah awal yang harus kita lakukan adalah membenahi kembali bahasa-bahasa yang sering kali kita gunakan, pahamilah arti setiap kata dari bahasa yang kita ucapkan, baru kemudian kita dapat membenahi hukum yang berjalan dalam masyarakat. Baik hukum maupun bahasa, keduanya tercipta melalui serangkaian proses:

Bahasa: dari huruf, dirangkai menjadi kata, kemudian membentuk kalimat , baru

: kemudian menjadi bahasa.

Hukum: dibuat, kemudian disepakati, lalu diundangkan, baru kemudian

: diberlakukan menjadi suatu hukum atau aturan (berasal dari aturan,

: ketentuan, ketetapan, baru kemudian menjadi hukum)

Satu hal lain yang tercipta melalui proses yang hampir sama dengan bahasa dan hukum adalah Al-Qur’an. Al-Qur’an juga tercipta melalui 4 proses yaitu dari lembaran,kemudian dibacakan, lalu ditulis, baru kemudian dikitabkan.

Al-Qur’an penuh dengan bahasa-bahasa yang sangat luar biasa. Di sinilah tujuan penulisan blog saya yaitu mencoba menelaah kembali bahasa-bahasa yang terdapat dalam Al-Qur’an yang menjadi sisi keistimewaan Al-Qur’an yang mungkin tidak akan pernah habis untuk dikaji dan dibahas. Sungguh, bahasa yang tertus dalam kitab petunjuk Al-Qur’an memang benar-benar tak tertandingi. Banyak sekali perumpamaan-perumpamaan(tamsil) di dalamnya, sehingga tidak bisa “dimakan mentah-mentah” dan perlu dipahami dan dikaji lebih dalam.

Pada bagian awal blog saya ini akan membahas beberapa padanan kata yang sering kali kita dapati atau gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Saya mencoba untuk menyimpulkan pengertian saya dengan berdasar pada apa yang saya pelajari di dalam kitab petunjuk Al-Qur’an. Satu hal yang penting untuk diingat yaitu tulisan-tulisan saya dalam blog ini merupakan suatu pendapat pribadi saya yang saya dapatkan setelah melakukan proses pembelajaran. Mengingat saya masih dalam tahap pembelajaran, maka mungkin dalam penulisan blog saya ini masih terdapat beberapa kekurangan. Untuk itu saya sangat mengaharapkan pendapat, masukan, kritik, saran, sanggahan yang disertai dengan pembetulan dan alasan-alasan atau apapun yang diharapkan dapat memperbaiki dan menyempurnakan tulisan-tulisan saya dalam blog ini.

Terima kasih.

MENYINGKAP RAHASIA DIBALIK KEISTIMEWAAN BAHASA AL-QUR’AN

1. Makhluk, Insan, Manusia, Hamba dan Orang

Mungkin selama ini Anda berfikir bahwa kata makhluk, insan, manusia, hamba dan orang memiliki arti dan maksud sama. Namun setelah saya mempelajari kata-kata tersebut dalam kitab petunjuk Al-Qur’an ternyata kelimanya bebeda. Berikut adalah kesimpulan yang coba saya buat untuk menjelaskan perbedaan di antara kelima kata tersebut.

  1. Makhluk

Dalam arti luas makhluk meliputi semua ciptaan yang diciptakan oleh sang pencipta termasuk di dalamnya manusia, hewan dan tumbuhan. Dalam kehidupan sehari-hari sering disebut dengan makhluk hidup.

b. Insan

Dijelaskan dalam Al-Qur’an surat:

  1. Al-Alaq ayat 6

Artinya:Sekali-sekali tidak! Sungguh,insan itu benar-benar melampaui batas.

Penjelasan: dalam surat ini, saya menuliskan kata insan, padahal kebanyakan dalam kitab petunjuk Al-Qur’an yang say abaca diterjemahkan sebagai manusia. Mengapa? Kata insan saya dapatkan dari ayat tersebut, sehingga dalam mengartikan saya tidak mengubah artinya. Saya tetap menggunakan kata insan. Dari ayat ini dijelaskan bahwa insan itu melampaui batas, karena tidak mensyukuri nikmat Tuhannya.

  1. Yaasin ayat 77

Artinya: Apakah insan tidak memperhatikan bahwasanya Kami menciptakannya dari mani? (Ia bukan bersyukur), tetapi menjadi musuh (menentang Allah) terang-terangan.

Penjelasan: ayat ini menerangkan bahwa insane itu tidak pernah bersyukur kepada Allah atas segala nikmat yang telah diberikan kepadanya.(untuk lebih lengkapnya baca surat Yaasin ayat 71-73).

  1. At-Tin ayat 4-5

Artinya:Sungguh Kami telah menciptakan insan dalam bentuk yang sebaik-baiknya,kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya.

Penjelasan: insan itu sangat rugi, karena setelah diciptakan dengan sempurna, kemudian dikembalikan ke tempat yang serendah-rendahnya/ hina,

  1. Al-Balad ayat 4

Artinya:Sungguh,Kami telah menciptakan insan berada dalam susah payah.

Penjelasan: dalam ayat ini dijelaskan bahwa insan selalu ditempa dalam kesusahan.

5. Al-Adiyat ayat 6

Artinya: Sungguh, manusia itu sangat ingkar,(tidak bersyukur) kepada Tuhannya.

c. Manusia

Berasal dari kata “nas”.

Dijelaskan dalam surat:

1. Hud ayat 119.

Artinya: kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Kalimat Tuhanmu (keputusan-Nya) telah ditetapkan: sesungguhnya Aku akan memenuhi neraka Jahanam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya.

Penjelasan: dari ayat ini dapat disimpulkan bahwa manusia itu merupakan makhluk yang durhaka kepada Allah, sehingga manusia dipasangkan dengan jin dan telah ditetapkan oleh Allah akan ditempatkan di neraka Jahanam.

  1. Al-Baqarah ayat 24

Artinya: Jika kamu tidak mampu membuatnya dan (pasti) tidak akan mampu, maka takutlah kamu akan api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu yang disediakan bagi orang-orang kafir.

Penjelasan: dalam ayat ini dijelaskan bahwa manusia akan dijadikan sebagai bahan bakar neraka.

  1. Hamba

Berasal dari kata “ibad”.

Dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Fatihah ayat 5

Artinya:Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya, bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.

Penjelasan: hama terbagi menjadi 2 yaitu mereka yang diberi nikmat(berada di jalan yang lurus) dan mereka yang dimurkai (berada di jalan yang sesat), sehingga dalam surat tersebut dijelaskan dengan menggunakan kata ”Kami”.

e. Orang

Dibagi menjadi 2 yaitu:

  1. Orang yang iman
  2. Orang yang ingkar/ kafir

Dijelaskan dalam Al-qur’an surat Al-An’am ayat 116

Artinya: Dan jika kamu mengikuti kebanyakan orang di bumi ini,niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah.Yang mereka ikuti hanya persangkaan belaka dan mereka hanyalah membuat kebohongan.

Penjelasan: kebanyakan orang di bumi itu menyesatkan, berarti masih ada sebagian orang yang masih berada di jalan Allah. Dari ayat ini dapat disimpulkan bahwa orang terbagi menjadi 2 yaitu orang yang iman dan orang yang ingkar.

2.Penguasa dan Pencipta

Sering kali kita merasa kebingungan untuk membedakan kata “penguasa” dan “pencipta”. Berikut ini adalah perbedaan di antara keduanya.

  1. Penguasa

Sering kali disebut sebagai Tuhan, dimana kata Tuhan disini masih terbilang samar/ tidak jelas.

Dijelaskan dalam Al-Qur’an surat:

  1. Al-Ankabut ayat 46-47

Artinya:Dan janganlah kamu berdebat dengan ahli kitab,melainkan dengan cara yang baik,kecuali dengan orang-orang zalim diantara mereka,dan katakanlah, “Kami telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu;Tuhan kami dan Tuhan kamu satu; dan hanya kepada-Nya kami berserah diri.” Dan demikian(pulalah) Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al-Qur’an). Maka orang-orang yang telah kami berikan kepada mereka Al-Kitab (Taurat), mereka beriman kepadanya(Al-Qur’an); dan diantara mereka (orang-orang kafir Mekkah) ada yang beriman kepadanya. Dan tidak adalah yang mengingkari ayat-ayat Kami selain orang-orang kafir.

Penjelasan: dalam ayat ini dijelaskan kepada kita supaya tidak lagi berdebat dengan ahli kitab, karena ahli kitab itu kafir, kecuali orang-orang yang zalim, biarkan mereka berdua berdebat. Kita memiliki jalan yang berbeda dengan mereka.mereka berkata Tuhan kami dan Tuhan kamu satu,kalimat tersebut merupakan kalimat yang masih samar/ balum jelas.namun setelah saya pahami lebih jauh, saya menyimpulkan mereka memiliki satu tuhan dan kita juga memiliki satu tuhan. Namun tuhan kita berbeda. Dan tidak adalah yang mengingkari ayat-ayat Kami selain orang-orang kafir, berarti tidak ada yang dapat mengingkari kekuasaan Allah melainkan orang-orang kafir.

Penjelasan ayat yang menerangkan bahwa ahli kitab itu kafr, surat Ali Imran ayat 70-71.

Artinya: Wahai Ahli Kitab! Mengapa kamu mengingkari ayat-ayat Allah, padahal kamu mengetahui (kebenarannya)? Wahai Ahli Kitab! Mengapa kamu mencampuradukkan kebenaran dengan kebatilan, dan kamu menyembunyikan kebenaran, padahal kamu mengetahui?.

Penjelasan: dalam ayat tersebut di atas telah dijelaskan bahwa ahli kitab itu kafir, karena mereka mengingkari ayat-ayat(kekuasaan Tuhan), padahal mereka jelas-jelas mengetahuinya. Ahli Kitab juga mencampuradukkan kebenaran dengan kebatilan yang sering kali menyamarkan dan menimbulkan kekacauan, padahal jelas-jelas mereka mengetahui apa-apa yang benar dan salah.

  1. Al-Furqon ayat 3

Artinya:Namun mereka mengambil tuhan-tuhan selain Dia(untuk disembah), padahal mereka(tuhan-tuhan itu) tidak menciptakan apa pun, bahkan mereka sendiri diciptakan dan tidak kuasa untuk (menolak) bahaya terhadap dirinya dan tidak dapat (mendatangkan) manfaat serta tidak kuasa mematikan, menghidupkan dan tidak (pula) membangkitkan.

Penjelasan: dari ayat ini dijelaskan bahwa tuhan (yang bisa disembah/ sembahan)itu banyak, padahal tuhan-tuhan itu tidak kuasa untuk melakukan apapun. Mereka hanya sekedar diberi kuasa oleh sang Maha Kuasa.

  1. Al-Kafirun ayat 2-5

Artinya: Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah.Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah.

Penjelasan: dari ayat ini dijelaskan bahwa kita memiliki Tuhan/sembahan yang berbeda dengan orang-orang kafir. Meskipun mereka mengakui apa yang mereka sembah adalah Tuhan, namun Tuhan yang mereka sembah berbeda dengan Tuhan yang kita sembah. Dengan begitu dapat diambil kesimpulan bahwa tuhan itu ada banyak, sering kali diakui sebaai tuhan yang satu, namun bukan satu-satunya.

Isitilah penguasa juga sering digantikan oleh kata Tuhan, Raja, Sembahan, Pelindung. Kata-kata tersebut masih samar dan belum jelas.

  1. Tuhan

Dijelaskan dalam surat An-Nas ayat 1

Artinya: Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan

Penjelasan: kata “Tuhan” disini masih samar/ belum jelas, Tuhan itu satu, tapi bukan satu-satunya, seperti yang telah dijelaskan di atas.

  1. Raja

Dijelaskan dalam surat An-Nas ayat 2

Artinya: Raja manusia

Penjelasan: kata “ Raja manusia” bisa saja diartikan sebagai manusia yang memimpin manusia yang lain, kemungkinan juga bisa mengarah kepada yang memimpin sebuah kerajaan, sehingga kata “raja” disini masih samar.

  1. Sembahan

Dijelaskan dalam surat An-Nas ayat 3

Artinya: Sembahan manusia

Penjelasan: kata “sembahan” pada ayat ini juga masih samar. Sembahan bisa berbentuk barang atau apapun seperti berhala, matahari, dll, seperti apa yang disembah oleh orang-orang jahiliyah pada jaman dahulu.

  1. Pelindung

Dijelaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 257

Artinya: Allah pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan(kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya adalah syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan(kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamya.

Penjelasan: kata “pelindung” disini dapat dibedakan menjadi 2 yaitu pelindung orang-orang yang beriman(Allah) dan pelindung orang-orang yang kafir(syaitan).

  1. Pencipta

Pencipta berarti yang menciptakan alam semesta beserta isinya(Allah).

Dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Ikhlas ayat 1.

Artinya: Katakanlah; Dia-lah Allah, Yang Maha Esa.

Penjelasan: dari ayat ini dapat disimpulkan bahwa sang pencipta(Allah) itu Maha Esa( ahad), tunggal,satu-satunya yang maha kuasa, yang menciptakan alam semesta beserta isinya.

Selain itu ada satu kalimat lagi yang tentu sudah sering kali Anda dengar yaitu “La Ilaha Ilallah” yang berarti tidak ada Tuhan kecuali Allah. Dari kalimat ini tentu kita dapat menyimpulkan bahwa Tuhan itu tidak ada yang lain selain Allah.

Perbedaan pencipta dan penguasa:

  1. pencipta itu tunggal, satu-satunya (ahad), sedangkan penguasa itu satu(wahid).
  2. pencipta itu yang maha kuasa( yang menciptakan alam semesta), sedangkan penguasa itu yang diberi kuasa( yang diberi kepercayaan untuk mengurus alam semesta)

Pembahasan antara pencipta dan penguasa ini jika dikaitkan dengan kehidupan manusia sehari-hari dapat diperluas menjadi:

1. Pencipta membuat aturan yang disebut khukum, sedangkan penguasa membuat aturan yang disebut hukum

2. Pencipta merupakan khakim, sedangkan penguasa merupakan hakim

3. Yang tidak diperbolehkan oleh sang pencipta disebut haram, sedangkan yang tidak diperbolehkan oleh penguasa disebut larangan

4. Kesalahan yang dilakukan terhadap sang pencipta disebut dosa, sedangkan kesalahan yang dilakukan terhadap penguasa disebut salah.

5. Hukuman yang diberikan terhadap orang yang berdosa adalah neraka, sedangkan hukuman yang diberikan pada orang yang bersalah adalah penjara.

3. Jin, Setan, dan Iblis

Orang sering kali manganggap bahwa jin, setan dan iblis adalah sama. Padahal sebenarnya ketiganya memiliki perbedaan yang jelas sebagaimana yang tertulis dalam kitab petunjuk Al-Qur’an. Ketiganya menunjukkan tiga urutan waktu yaitu dari yang akan, sedang dan telah. Sehingga ketiganya menunjukkan suatu urutan proses.berikut penjelasan yang coba saya buat berdasarkan apa yang tertulis dalam kitab petunjuk Al-Qur;an.

  1. Jin

Dijelaskan dalam Al-Qur’an surat:

1. Al-Jin ayat 11

Artinya: Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang saleh dan diantara kami ada (pula) yang tidak demikian halnya. Adalah kami menempuh jalan yang berbeda-beda.

Penjelasan: kata “kami” dalam ayat tersebut perlu dipahami kembali. “kami” yang dimaksud disini melibatkan Muhammad dan jin( baca mulai ayat pertama surat Jin). Sehingga disini dikatakan bahwa diantara kami ada orang-orang yang shaleh dan ada pula yang tidak. Yang shaleh berarti mewakili Muhammad, sedangkan yang tidak shaleh dari golongan jin. Mereka jelas menempuh jalan yang berbeda. Mungkin sering kali ayat ini dijadikan sebagai dasar bahwa ada jin yang shaleh(mengikuti petunjuk Allah), namun menurut saya hal ini tidak tepat, karena setelah saya pahami lebih jauh ayat ini, ternyata saya menemukan penafsiran yang berbeda. Untuk mendukung pernyataan saya ini silahkan baca ayat di bawah ini.

Surat Hud ayat 119

Artinya: kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Kalimat Tuhanmu (keputusan-Nya) telah ditetapkan: sesungguhnya Aku akan memenuhi neraka Jahanam dengan jin dan manusia semuanya.

Penjelasan: dari ayat ini diterangkan dengan jelas bahwa jin sangat durhaka terhadap Allah, sehingga Allah telah menetapkan bahwa jin dan manusia semuanya akan dimasukkan ke dalam neraka Jahanam. Jadi, bagaimana bisa dikatakan bahwa ada sebagian golongan jin yang shaleh???

  1. Setan

Dijelaskan dalam surat

1. At-Thaha ayat 120-121.

Artinya: kemudian syaitan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata; “Hai Adam, maukah saya tunjukkan pohon yang kekal(khuldi) dan kerajaan yang tidak akan pernah binasa?”. Maka keduanya memakan buah dari pohon itu, lalu nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun (yang ada di) surga dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah ia.

Penjelasan: ayat ini menjelaskan bahwa setanlah yang membisikkan pikiran jahat kepada Adam. Setan berkata, “hai Adam maukah saya tunjukkan pohon yang kekal dan kerajaan yang tidak pernah binasa?”. Jika kita pahami secara mendalam kalimat setan ini merupakan suatu kebohongan, tidak ada pohon yang kekal, semua pohon pasti akan mati, begitu juga kerajaan, tidak ada kerajaan yang tidak akan pernah binasa, semua kerajaan pasti akan runtuh. Lalu dikatakan, maka keduanya memakan buah dari pohon itu, lalu nampaklah keduanya aurat-auratnya, kalimat tersebut masih perlu dipahami dengan akal rasio kita. Kata “makan” dapat diartikan melakukan aktifitas,dalam hal ini melakukan aktifitas yang salah sesuai dengan petunjuk(apa yang diperintahkan oleh setan), maka nampaklah keduanya auratnya, maksudnya maka terlihatlah kebodohannya. Aurat dapat diartikan sesuatu yang memalukan, yaitu kebodohan. Dalam ayat ini terdapat kalimat memakan buah dari pohon itu. Jika kita pahami lebih dalam, pohonn jika sudah mati akan meninggalkan kayu, dimana kayu merupakan makanan dari api. Padahal kita tahu bahwa jin itu diciptakan dari lidah api.

Kalimat selanjutnya keduanya menutupinya dengan daun-daun(yang ada di)surga, maksud dari kalimat ini yaitu setelah merka melakukan suatu hal yang bodoh, lalu mereka menutupi kebodohan mereka dengan sesuatu yang baik(berpura-pura baik), padahal hal ini sangatlah dibenci oleh Allah, maka dikatakan durhakalah Adam kepada Tuhannya. Untuk lebih jelasnya baca surat Al-A’raf ayat 19-22.

Ayat lain yang menjelaskan bahwa jin diciptakan dari api yaitu surat Ar-Rahman ayat 15.

Artinya: dan Dia ciptakan jin dari lidah api.

Ayat lain yang lebih menerangkan bahwa Allah membenci orang yang berpura-pura baik, hanya mengatakan tapi tidak mengerjakan, surat Ash-Shaff ayat 2-3.

Artinya: Hai, orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan.

2.Al-Baqarah ayat 35-36

Artinya: Dan Kami berfirman: “Wahai Adam! Tinggallah engkau dan istrimu di dalam surga, dan makanlah dengan nikmat (berbagai makanan) yang ada di sana sesukamu. (Tetapi) janganlah kamu dekati pohon ini, nanti kamu termasuk orang-orang yang zalim!. Lalu setan memperdayakan keduanya dari surga itu sehingga keduanya dikeluarkan dari (segala kenikmatan) ketika keduanya di sana(surga). Dan Kami berfirman: “Turunlah kamu! Sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain. Dan bagi kamu ada tempat tinggal dan kesenangan sampai waktu yang ditentukan.

Penjelasan: kata-kata yang di cetak miring dalam ayat di atas perlu dipahami dan dikaji lebih dalam. Arti kata isterimu, sebenarnya lebih tepat diartikan sebagai pasanganmu. Yang dimaksud pasangan Adam disini yaitu hawa nafsu. Kata “pohon” disini digunakan untuk menunjukkan “setan”. Bagaimana bias diartikan seperti ini?? Karena coba pikirkan dengan rasio Anda apa alas an mengapa hanya karena mendekati pohon saja akan dapat menjadi zalim?? “Pohon” disini berarti setan, jika kita mnedekati setan maka tentu saja kita akan termakan bujuk rayunya yang tentu saja akan menyesatkan dan membawa kita pada kezaliman. Rasiokah pendapat saya ini?? Kalimat selanjutnya yaitu “setan memperdayakan keduanya”, maksudnya setan membodohi Adam, dia memanfaatkan hawa nafsu yang dimiliki Adam sampai akhirnya Adam termakan oleh rayuan setan. Lalu Allah menurunkannya ke bumi seperti yang dijelaskan dalam surat Al-A’raf ayat 24.

Artinya: (Allah) berfirman, “Turunlah kamu! Kamu akan saling bermusuhan satu sama lain. Bumi adalah tempat kediaman dan kesenanganmu sampai waktu yang telah ditentukan.

Penjelasan: Allah menurunkan Adam dari surga ke bumi. Kata “turun” bisa saja diartikan sebagai derajat yang menurun, karena dari surga kemudian turun ke bumi, dimana unsur dasar penyusun bumi adalah tanah. Tanah merupakan tempat pijakan kaki manusia sehingga bumi bisa diartikan sebagai tempat yang rendah. Pertanyaannya sekarang adalah, mengapa Adam diturunkan ke bumi?? Bumi memiliki unsur dasar yaitu tanah. Ingatkah Anda bahwa Adam juga diciptakan dari tanah seperti yang tertulis dalam surat Ali Imran ayat 59.

Artinya: sesungguhnya perumpamaan (penciptaan) Isa bagi Allah, seperti (penciptaan) Adam. Dia menciptakannya dari tanah, kemudian Dia berkata kepadanya,”Jadilah!”. Maka jadilah sesuatu itu.

Penjelasan: dalam ayat itu jelas dikatakan bahwa Adam diciptakan dari tanah dan kemudian dia diturunkan ke bumi yang memiliki unsur dasar tanah, sehingga kesemuanya ini saling terkait satu sama lain.

  1. Iblis

Dijelaskan dalam surat At-Thaha ayat 116-117

Artinya: Dan (ingatlah) ketika Kami berkata kepada malaikat:”Sujudlah kamu kepada Adam”, maka mereka sujud kecuali iblis. Ia membangkang. Maka Kami berkata:” Hai Adam, sesungguhnya ini (iblis) adalah musuh bagimu dan bagi istrimu, maka sekali-kali janganlah sampai ia mengeluarkan kamu berdua dari surga, yang menyebabkan kamu menjadi celaka.

Penjelasan: dari ayat ini dapat disimpulkan bahwa iblis itu durhaka terhadap Allah, dimana dia tidak mau mengikuti perintah Allah untuk bersujud kepada Adam.

Kesimpulannya:

a. jin:pasangan manusia yang telah ditetapkan oleh Allah akan dimasukkan ke dalam neraka Jahanam.

b. Setan:yang mengeluarkan Adam dari surga.

c. Iblis: yang merasa sombong,menentang/ durhaka kepada Allah