Selasa, 16 Februari 2010

menyingkap rahasia di balik keistimewaan bahasa Al-Qur'an

Blog saya ini berisikan tulisan-tulisan yang merupakan hasil dari proses pembelajaran saya,pengkajian saya terhadap isi(apa yang tertulis) dalam kitab petunjuk Al-Qur’an. Di sini saya mencoba untuk mengkaji ulang bahasa-bahasa terjemahan yang tertulis didalamnya dan kemudian mencoba untuk menarik beberapa kesimpulan yang bertujuan untuk memudahkan pengertian atau pemahaman saya terhadap apa yang saya baca dan pelajari. Dalam melakukan proses pembelajaran saya ini, saya berpedoman pada beberapa kitab petunjuk Al-Qur’an yang berasal dari berbagai cetakan yang berbeda sehingga saya dapat membandingkan bahasa terjemahan dari 1 cetakan dengan cetakan lain, sehingga saya dapat menemukan suatu rumusan untuk menarik suatu kesimpulan. Tak pelak, saya juga sering kali mendapati berbagai macam perbedaan penafsiran yang terkaadang juga membuat saya merasa bingung untuk memahaminya. Namun saya selalu mencoba untuk membacanya berulang kali, memahami dan merenungkan tentang apa yang dimaksudkan hingga saya menemukan suatu kesimpulan. BAHASA, memang sering kali membingungkan dan sulit untuk dapat dipahami dan dimengerti. Padahal sering kali kita mendengar kata bahasa dan kita selalu menggunakannya ketika kita berhubungan dengan orang lain. Tapi yang mengherankan adalah sekarang banyak sekali orang yang tidak memahami arti setiap kata dari bahasa yang mereka ucapkan, bahkan sering kali mereka mencampur adukkan kata-kata yang berbeda artinya menjadi seolah-olah sama atau bersinonim. Inilah salah satu hal yang sangat vital yang sering kali menimbulkan perselisihan.

Kita awali dengan pengertian bahasa itu sendiri:

Bahasa, sering kali diartikan sebagai alat komunikasi, padahal menurut saya pengertian seperti ini sebenarnya kurang tepat. Pengertian sebagai alat komunikasi bisa saja diartikan untuk menunjukkan telepon, hp atau alat apapun yang bisa digunakan untuk berkomunikasi.

Pengertian bahasa menurut saya pribadi ialah ungkapan isi hati seseorang yang diungkapkan secara lisan maupun tulisan yang apabila penyampaiannya salah, maka pelaksanaannya pun juga akan salah. Bahasa digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dan berhubungan dengan orang lain. Mengingat kedudukan manusia sebagai makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri dan selalu membutuhkan orang lain, maka manusia memerlukan bahasa. Bahasa merupakan hukum di atas hukum, karena hukum diciptakan dan ditulis menggunakan bahasa. Jika sekarang saja banyak orang yang tidak memahami bahasa yang mereka ucapkan, lalu bagaimana dengan hukum yang berjalan?? Secara otomatis kerusakan hukum terjadi karena adanya kekurangan dalam pemahaman dalam penggunaan bahasa itu sendiri. Oleh karena itu langkah awal yang harus kita lakukan adalah membenahi kembali bahasa-bahasa yang sering kali kita gunakan, pahamilah arti setiap kata dari bahasa yang kita ucapkan, baru kemudian kita dapat membenahi hukum yang berjalan dalam masyarakat. Baik hukum maupun bahasa, keduanya tercipta melalui serangkaian proses:

Bahasa: dari huruf, dirangkai menjadi kata, kemudian membentuk kalimat , baru

: kemudian menjadi bahasa.

Hukum: dibuat, kemudian disepakati, lalu diundangkan, baru kemudian

: diberlakukan menjadi suatu hukum atau aturan (berasal dari aturan,

: ketentuan, ketetapan, baru kemudian menjadi hukum)

Satu hal lain yang tercipta melalui proses yang hampir sama dengan bahasa dan hukum adalah Al-Qur’an. Al-Qur’an juga tercipta melalui 4 proses yaitu dari lembaran,kemudian dibacakan, lalu ditulis, baru kemudian dikitabkan.

Al-Qur’an penuh dengan bahasa-bahasa yang sangat luar biasa. Di sinilah tujuan penulisan blog saya yaitu mencoba menelaah kembali bahasa-bahasa yang terdapat dalam Al-Qur’an yang menjadi sisi keistimewaan Al-Qur’an yang mungkin tidak akan pernah habis untuk dikaji dan dibahas. Sungguh, bahasa yang tertus dalam kitab petunjuk Al-Qur’an memang benar-benar tak tertandingi. Banyak sekali perumpamaan-perumpamaan(tamsil) di dalamnya, sehingga tidak bisa “dimakan mentah-mentah” dan perlu dipahami dan dikaji lebih dalam.

Pada bagian awal blog saya ini akan membahas beberapa padanan kata yang sering kali kita dapati atau gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Saya mencoba untuk menyimpulkan pengertian saya dengan berdasar pada apa yang saya pelajari di dalam kitab petunjuk Al-Qur’an. Satu hal yang penting untuk diingat yaitu tulisan-tulisan saya dalam blog ini merupakan suatu pendapat pribadi saya yang saya dapatkan setelah melakukan proses pembelajaran. Mengingat saya masih dalam tahap pembelajaran, maka mungkin dalam penulisan blog saya ini masih terdapat beberapa kekurangan. Untuk itu saya sangat mengaharapkan pendapat, masukan, kritik, saran, sanggahan yang disertai dengan pembetulan dan alasan-alasan atau apapun yang diharapkan dapat memperbaiki dan menyempurnakan tulisan-tulisan saya dalam blog ini.

Terima kasih.

MENYINGKAP RAHASIA DIBALIK KEISTIMEWAAN BAHASA AL-QUR’AN

1. Makhluk, Insan, Manusia, Hamba dan Orang

Mungkin selama ini Anda berfikir bahwa kata makhluk, insan, manusia, hamba dan orang memiliki arti dan maksud sama. Namun setelah saya mempelajari kata-kata tersebut dalam kitab petunjuk Al-Qur’an ternyata kelimanya bebeda. Berikut adalah kesimpulan yang coba saya buat untuk menjelaskan perbedaan di antara kelima kata tersebut.

  1. Makhluk

Dalam arti luas makhluk meliputi semua ciptaan yang diciptakan oleh sang pencipta termasuk di dalamnya manusia, hewan dan tumbuhan. Dalam kehidupan sehari-hari sering disebut dengan makhluk hidup.

b. Insan

Dijelaskan dalam Al-Qur’an surat:

  1. Al-Alaq ayat 6

Artinya:Sekali-sekali tidak! Sungguh,insan itu benar-benar melampaui batas.

Penjelasan: dalam surat ini, saya menuliskan kata insan, padahal kebanyakan dalam kitab petunjuk Al-Qur’an yang say abaca diterjemahkan sebagai manusia. Mengapa? Kata insan saya dapatkan dari ayat tersebut, sehingga dalam mengartikan saya tidak mengubah artinya. Saya tetap menggunakan kata insan. Dari ayat ini dijelaskan bahwa insan itu melampaui batas, karena tidak mensyukuri nikmat Tuhannya.

  1. Yaasin ayat 77

Artinya: Apakah insan tidak memperhatikan bahwasanya Kami menciptakannya dari mani? (Ia bukan bersyukur), tetapi menjadi musuh (menentang Allah) terang-terangan.

Penjelasan: ayat ini menerangkan bahwa insane itu tidak pernah bersyukur kepada Allah atas segala nikmat yang telah diberikan kepadanya.(untuk lebih lengkapnya baca surat Yaasin ayat 71-73).

  1. At-Tin ayat 4-5

Artinya:Sungguh Kami telah menciptakan insan dalam bentuk yang sebaik-baiknya,kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya.

Penjelasan: insan itu sangat rugi, karena setelah diciptakan dengan sempurna, kemudian dikembalikan ke tempat yang serendah-rendahnya/ hina,

  1. Al-Balad ayat 4

Artinya:Sungguh,Kami telah menciptakan insan berada dalam susah payah.

Penjelasan: dalam ayat ini dijelaskan bahwa insan selalu ditempa dalam kesusahan.

5. Al-Adiyat ayat 6

Artinya: Sungguh, manusia itu sangat ingkar,(tidak bersyukur) kepada Tuhannya.

c. Manusia

Berasal dari kata “nas”.

Dijelaskan dalam surat:

1. Hud ayat 119.

Artinya: kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Kalimat Tuhanmu (keputusan-Nya) telah ditetapkan: sesungguhnya Aku akan memenuhi neraka Jahanam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya.

Penjelasan: dari ayat ini dapat disimpulkan bahwa manusia itu merupakan makhluk yang durhaka kepada Allah, sehingga manusia dipasangkan dengan jin dan telah ditetapkan oleh Allah akan ditempatkan di neraka Jahanam.

  1. Al-Baqarah ayat 24

Artinya: Jika kamu tidak mampu membuatnya dan (pasti) tidak akan mampu, maka takutlah kamu akan api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu yang disediakan bagi orang-orang kafir.

Penjelasan: dalam ayat ini dijelaskan bahwa manusia akan dijadikan sebagai bahan bakar neraka.

  1. Hamba

Berasal dari kata “ibad”.

Dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Fatihah ayat 5

Artinya:Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya, bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.

Penjelasan: hama terbagi menjadi 2 yaitu mereka yang diberi nikmat(berada di jalan yang lurus) dan mereka yang dimurkai (berada di jalan yang sesat), sehingga dalam surat tersebut dijelaskan dengan menggunakan kata ”Kami”.

e. Orang

Dibagi menjadi 2 yaitu:

  1. Orang yang iman
  2. Orang yang ingkar/ kafir

Dijelaskan dalam Al-qur’an surat Al-An’am ayat 116

Artinya: Dan jika kamu mengikuti kebanyakan orang di bumi ini,niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah.Yang mereka ikuti hanya persangkaan belaka dan mereka hanyalah membuat kebohongan.

Penjelasan: kebanyakan orang di bumi itu menyesatkan, berarti masih ada sebagian orang yang masih berada di jalan Allah. Dari ayat ini dapat disimpulkan bahwa orang terbagi menjadi 2 yaitu orang yang iman dan orang yang ingkar.

2.Penguasa dan Pencipta

Sering kali kita merasa kebingungan untuk membedakan kata “penguasa” dan “pencipta”. Berikut ini adalah perbedaan di antara keduanya.

  1. Penguasa

Sering kali disebut sebagai Tuhan, dimana kata Tuhan disini masih terbilang samar/ tidak jelas.

Dijelaskan dalam Al-Qur’an surat:

  1. Al-Ankabut ayat 46-47

Artinya:Dan janganlah kamu berdebat dengan ahli kitab,melainkan dengan cara yang baik,kecuali dengan orang-orang zalim diantara mereka,dan katakanlah, “Kami telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu;Tuhan kami dan Tuhan kamu satu; dan hanya kepada-Nya kami berserah diri.” Dan demikian(pulalah) Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al-Qur’an). Maka orang-orang yang telah kami berikan kepada mereka Al-Kitab (Taurat), mereka beriman kepadanya(Al-Qur’an); dan diantara mereka (orang-orang kafir Mekkah) ada yang beriman kepadanya. Dan tidak adalah yang mengingkari ayat-ayat Kami selain orang-orang kafir.

Penjelasan: dalam ayat ini dijelaskan kepada kita supaya tidak lagi berdebat dengan ahli kitab, karena ahli kitab itu kafir, kecuali orang-orang yang zalim, biarkan mereka berdua berdebat. Kita memiliki jalan yang berbeda dengan mereka.mereka berkata Tuhan kami dan Tuhan kamu satu,kalimat tersebut merupakan kalimat yang masih samar/ balum jelas.namun setelah saya pahami lebih jauh, saya menyimpulkan mereka memiliki satu tuhan dan kita juga memiliki satu tuhan. Namun tuhan kita berbeda. Dan tidak adalah yang mengingkari ayat-ayat Kami selain orang-orang kafir, berarti tidak ada yang dapat mengingkari kekuasaan Allah melainkan orang-orang kafir.

Penjelasan ayat yang menerangkan bahwa ahli kitab itu kafr, surat Ali Imran ayat 70-71.

Artinya: Wahai Ahli Kitab! Mengapa kamu mengingkari ayat-ayat Allah, padahal kamu mengetahui (kebenarannya)? Wahai Ahli Kitab! Mengapa kamu mencampuradukkan kebenaran dengan kebatilan, dan kamu menyembunyikan kebenaran, padahal kamu mengetahui?.

Penjelasan: dalam ayat tersebut di atas telah dijelaskan bahwa ahli kitab itu kafir, karena mereka mengingkari ayat-ayat(kekuasaan Tuhan), padahal mereka jelas-jelas mengetahuinya. Ahli Kitab juga mencampuradukkan kebenaran dengan kebatilan yang sering kali menyamarkan dan menimbulkan kekacauan, padahal jelas-jelas mereka mengetahui apa-apa yang benar dan salah.

  1. Al-Furqon ayat 3

Artinya:Namun mereka mengambil tuhan-tuhan selain Dia(untuk disembah), padahal mereka(tuhan-tuhan itu) tidak menciptakan apa pun, bahkan mereka sendiri diciptakan dan tidak kuasa untuk (menolak) bahaya terhadap dirinya dan tidak dapat (mendatangkan) manfaat serta tidak kuasa mematikan, menghidupkan dan tidak (pula) membangkitkan.

Penjelasan: dari ayat ini dijelaskan bahwa tuhan (yang bisa disembah/ sembahan)itu banyak, padahal tuhan-tuhan itu tidak kuasa untuk melakukan apapun. Mereka hanya sekedar diberi kuasa oleh sang Maha Kuasa.

  1. Al-Kafirun ayat 2-5

Artinya: Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah.Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah.

Penjelasan: dari ayat ini dijelaskan bahwa kita memiliki Tuhan/sembahan yang berbeda dengan orang-orang kafir. Meskipun mereka mengakui apa yang mereka sembah adalah Tuhan, namun Tuhan yang mereka sembah berbeda dengan Tuhan yang kita sembah. Dengan begitu dapat diambil kesimpulan bahwa tuhan itu ada banyak, sering kali diakui sebaai tuhan yang satu, namun bukan satu-satunya.

Isitilah penguasa juga sering digantikan oleh kata Tuhan, Raja, Sembahan, Pelindung. Kata-kata tersebut masih samar dan belum jelas.

  1. Tuhan

Dijelaskan dalam surat An-Nas ayat 1

Artinya: Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan

Penjelasan: kata “Tuhan” disini masih samar/ belum jelas, Tuhan itu satu, tapi bukan satu-satunya, seperti yang telah dijelaskan di atas.

  1. Raja

Dijelaskan dalam surat An-Nas ayat 2

Artinya: Raja manusia

Penjelasan: kata “ Raja manusia” bisa saja diartikan sebagai manusia yang memimpin manusia yang lain, kemungkinan juga bisa mengarah kepada yang memimpin sebuah kerajaan, sehingga kata “raja” disini masih samar.

  1. Sembahan

Dijelaskan dalam surat An-Nas ayat 3

Artinya: Sembahan manusia

Penjelasan: kata “sembahan” pada ayat ini juga masih samar. Sembahan bisa berbentuk barang atau apapun seperti berhala, matahari, dll, seperti apa yang disembah oleh orang-orang jahiliyah pada jaman dahulu.

  1. Pelindung

Dijelaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 257

Artinya: Allah pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan(kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya adalah syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan(kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamya.

Penjelasan: kata “pelindung” disini dapat dibedakan menjadi 2 yaitu pelindung orang-orang yang beriman(Allah) dan pelindung orang-orang yang kafir(syaitan).

  1. Pencipta

Pencipta berarti yang menciptakan alam semesta beserta isinya(Allah).

Dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Ikhlas ayat 1.

Artinya: Katakanlah; Dia-lah Allah, Yang Maha Esa.

Penjelasan: dari ayat ini dapat disimpulkan bahwa sang pencipta(Allah) itu Maha Esa( ahad), tunggal,satu-satunya yang maha kuasa, yang menciptakan alam semesta beserta isinya.

Selain itu ada satu kalimat lagi yang tentu sudah sering kali Anda dengar yaitu “La Ilaha Ilallah” yang berarti tidak ada Tuhan kecuali Allah. Dari kalimat ini tentu kita dapat menyimpulkan bahwa Tuhan itu tidak ada yang lain selain Allah.

Perbedaan pencipta dan penguasa:

  1. pencipta itu tunggal, satu-satunya (ahad), sedangkan penguasa itu satu(wahid).
  2. pencipta itu yang maha kuasa( yang menciptakan alam semesta), sedangkan penguasa itu yang diberi kuasa( yang diberi kepercayaan untuk mengurus alam semesta)

Pembahasan antara pencipta dan penguasa ini jika dikaitkan dengan kehidupan manusia sehari-hari dapat diperluas menjadi:

1. Pencipta membuat aturan yang disebut khukum, sedangkan penguasa membuat aturan yang disebut hukum

2. Pencipta merupakan khakim, sedangkan penguasa merupakan hakim

3. Yang tidak diperbolehkan oleh sang pencipta disebut haram, sedangkan yang tidak diperbolehkan oleh penguasa disebut larangan

4. Kesalahan yang dilakukan terhadap sang pencipta disebut dosa, sedangkan kesalahan yang dilakukan terhadap penguasa disebut salah.

5. Hukuman yang diberikan terhadap orang yang berdosa adalah neraka, sedangkan hukuman yang diberikan pada orang yang bersalah adalah penjara.

3. Jin, Setan, dan Iblis

Orang sering kali manganggap bahwa jin, setan dan iblis adalah sama. Padahal sebenarnya ketiganya memiliki perbedaan yang jelas sebagaimana yang tertulis dalam kitab petunjuk Al-Qur’an. Ketiganya menunjukkan tiga urutan waktu yaitu dari yang akan, sedang dan telah. Sehingga ketiganya menunjukkan suatu urutan proses.berikut penjelasan yang coba saya buat berdasarkan apa yang tertulis dalam kitab petunjuk Al-Qur;an.

  1. Jin

Dijelaskan dalam Al-Qur’an surat:

1. Al-Jin ayat 11

Artinya: Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang saleh dan diantara kami ada (pula) yang tidak demikian halnya. Adalah kami menempuh jalan yang berbeda-beda.

Penjelasan: kata “kami” dalam ayat tersebut perlu dipahami kembali. “kami” yang dimaksud disini melibatkan Muhammad dan jin( baca mulai ayat pertama surat Jin). Sehingga disini dikatakan bahwa diantara kami ada orang-orang yang shaleh dan ada pula yang tidak. Yang shaleh berarti mewakili Muhammad, sedangkan yang tidak shaleh dari golongan jin. Mereka jelas menempuh jalan yang berbeda. Mungkin sering kali ayat ini dijadikan sebagai dasar bahwa ada jin yang shaleh(mengikuti petunjuk Allah), namun menurut saya hal ini tidak tepat, karena setelah saya pahami lebih jauh ayat ini, ternyata saya menemukan penafsiran yang berbeda. Untuk mendukung pernyataan saya ini silahkan baca ayat di bawah ini.

Surat Hud ayat 119

Artinya: kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Kalimat Tuhanmu (keputusan-Nya) telah ditetapkan: sesungguhnya Aku akan memenuhi neraka Jahanam dengan jin dan manusia semuanya.

Penjelasan: dari ayat ini diterangkan dengan jelas bahwa jin sangat durhaka terhadap Allah, sehingga Allah telah menetapkan bahwa jin dan manusia semuanya akan dimasukkan ke dalam neraka Jahanam. Jadi, bagaimana bisa dikatakan bahwa ada sebagian golongan jin yang shaleh???

  1. Setan

Dijelaskan dalam surat

1. At-Thaha ayat 120-121.

Artinya: kemudian syaitan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata; “Hai Adam, maukah saya tunjukkan pohon yang kekal(khuldi) dan kerajaan yang tidak akan pernah binasa?”. Maka keduanya memakan buah dari pohon itu, lalu nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun (yang ada di) surga dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah ia.

Penjelasan: ayat ini menjelaskan bahwa setanlah yang membisikkan pikiran jahat kepada Adam. Setan berkata, “hai Adam maukah saya tunjukkan pohon yang kekal dan kerajaan yang tidak pernah binasa?”. Jika kita pahami secara mendalam kalimat setan ini merupakan suatu kebohongan, tidak ada pohon yang kekal, semua pohon pasti akan mati, begitu juga kerajaan, tidak ada kerajaan yang tidak akan pernah binasa, semua kerajaan pasti akan runtuh. Lalu dikatakan, maka keduanya memakan buah dari pohon itu, lalu nampaklah keduanya aurat-auratnya, kalimat tersebut masih perlu dipahami dengan akal rasio kita. Kata “makan” dapat diartikan melakukan aktifitas,dalam hal ini melakukan aktifitas yang salah sesuai dengan petunjuk(apa yang diperintahkan oleh setan), maka nampaklah keduanya auratnya, maksudnya maka terlihatlah kebodohannya. Aurat dapat diartikan sesuatu yang memalukan, yaitu kebodohan. Dalam ayat ini terdapat kalimat memakan buah dari pohon itu. Jika kita pahami lebih dalam, pohonn jika sudah mati akan meninggalkan kayu, dimana kayu merupakan makanan dari api. Padahal kita tahu bahwa jin itu diciptakan dari lidah api.

Kalimat selanjutnya keduanya menutupinya dengan daun-daun(yang ada di)surga, maksud dari kalimat ini yaitu setelah merka melakukan suatu hal yang bodoh, lalu mereka menutupi kebodohan mereka dengan sesuatu yang baik(berpura-pura baik), padahal hal ini sangatlah dibenci oleh Allah, maka dikatakan durhakalah Adam kepada Tuhannya. Untuk lebih jelasnya baca surat Al-A’raf ayat 19-22.

Ayat lain yang menjelaskan bahwa jin diciptakan dari api yaitu surat Ar-Rahman ayat 15.

Artinya: dan Dia ciptakan jin dari lidah api.

Ayat lain yang lebih menerangkan bahwa Allah membenci orang yang berpura-pura baik, hanya mengatakan tapi tidak mengerjakan, surat Ash-Shaff ayat 2-3.

Artinya: Hai, orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan.

2.Al-Baqarah ayat 35-36

Artinya: Dan Kami berfirman: “Wahai Adam! Tinggallah engkau dan istrimu di dalam surga, dan makanlah dengan nikmat (berbagai makanan) yang ada di sana sesukamu. (Tetapi) janganlah kamu dekati pohon ini, nanti kamu termasuk orang-orang yang zalim!. Lalu setan memperdayakan keduanya dari surga itu sehingga keduanya dikeluarkan dari (segala kenikmatan) ketika keduanya di sana(surga). Dan Kami berfirman: “Turunlah kamu! Sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain. Dan bagi kamu ada tempat tinggal dan kesenangan sampai waktu yang ditentukan.

Penjelasan: kata-kata yang di cetak miring dalam ayat di atas perlu dipahami dan dikaji lebih dalam. Arti kata isterimu, sebenarnya lebih tepat diartikan sebagai pasanganmu. Yang dimaksud pasangan Adam disini yaitu hawa nafsu. Kata “pohon” disini digunakan untuk menunjukkan “setan”. Bagaimana bias diartikan seperti ini?? Karena coba pikirkan dengan rasio Anda apa alas an mengapa hanya karena mendekati pohon saja akan dapat menjadi zalim?? “Pohon” disini berarti setan, jika kita mnedekati setan maka tentu saja kita akan termakan bujuk rayunya yang tentu saja akan menyesatkan dan membawa kita pada kezaliman. Rasiokah pendapat saya ini?? Kalimat selanjutnya yaitu “setan memperdayakan keduanya”, maksudnya setan membodohi Adam, dia memanfaatkan hawa nafsu yang dimiliki Adam sampai akhirnya Adam termakan oleh rayuan setan. Lalu Allah menurunkannya ke bumi seperti yang dijelaskan dalam surat Al-A’raf ayat 24.

Artinya: (Allah) berfirman, “Turunlah kamu! Kamu akan saling bermusuhan satu sama lain. Bumi adalah tempat kediaman dan kesenanganmu sampai waktu yang telah ditentukan.

Penjelasan: Allah menurunkan Adam dari surga ke bumi. Kata “turun” bisa saja diartikan sebagai derajat yang menurun, karena dari surga kemudian turun ke bumi, dimana unsur dasar penyusun bumi adalah tanah. Tanah merupakan tempat pijakan kaki manusia sehingga bumi bisa diartikan sebagai tempat yang rendah. Pertanyaannya sekarang adalah, mengapa Adam diturunkan ke bumi?? Bumi memiliki unsur dasar yaitu tanah. Ingatkah Anda bahwa Adam juga diciptakan dari tanah seperti yang tertulis dalam surat Ali Imran ayat 59.

Artinya: sesungguhnya perumpamaan (penciptaan) Isa bagi Allah, seperti (penciptaan) Adam. Dia menciptakannya dari tanah, kemudian Dia berkata kepadanya,”Jadilah!”. Maka jadilah sesuatu itu.

Penjelasan: dalam ayat itu jelas dikatakan bahwa Adam diciptakan dari tanah dan kemudian dia diturunkan ke bumi yang memiliki unsur dasar tanah, sehingga kesemuanya ini saling terkait satu sama lain.

  1. Iblis

Dijelaskan dalam surat At-Thaha ayat 116-117

Artinya: Dan (ingatlah) ketika Kami berkata kepada malaikat:”Sujudlah kamu kepada Adam”, maka mereka sujud kecuali iblis. Ia membangkang. Maka Kami berkata:” Hai Adam, sesungguhnya ini (iblis) adalah musuh bagimu dan bagi istrimu, maka sekali-kali janganlah sampai ia mengeluarkan kamu berdua dari surga, yang menyebabkan kamu menjadi celaka.

Penjelasan: dari ayat ini dapat disimpulkan bahwa iblis itu durhaka terhadap Allah, dimana dia tidak mau mengikuti perintah Allah untuk bersujud kepada Adam.

Kesimpulannya:

a. jin:pasangan manusia yang telah ditetapkan oleh Allah akan dimasukkan ke dalam neraka Jahanam.

b. Setan:yang mengeluarkan Adam dari surga.

c. Iblis: yang merasa sombong,menentang/ durhaka kepada Allah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar