Selasa, 16 Februari 2010

pakaian kehidupan

Kata “pakaian” sering kali diartikan sebagai alat yang digunakan untuk menutupi anggota bagian tubuh kita. Namun tahukah Anda bahwa ada pengertian lain yang sangat luar biasa dibalik kata “pakaian” yang dapat kita temukan di dalam kitab petunjuk Al-Qur’an. Di bawah ini merupakan uraian singkat mengenai makna kata “pakaian” yang coba saya diskripsikan.

Dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-A’raf ayat 26

Artinya: Wahai anak cucu Adam! Sesungguhnya Kami telah menyediakan pakaian untuk menutupi auratmu dan untuk perhiasan bagimu. Tetapi pakaian takwa, itulah yang lebih baik. Demikianlah sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka ingat.

Penjelasan: setelah saya telaah lebih jauh maksud dari ayat tersebut, saya dapat menyimpulkan bahwa pakaian yang dimaksud disini terbagi menjadi 4. pakaian yang telah diberikan sang pencipta kepada kita adalah akal, dimana dengan akal kita menjadi makhluk yang disempurnakan, karena kita adalah satu-satumya makhluk ciptaan Tuhan yang dilengkapi dengan akal. Dengan pakaian(akal) yang telah diberikan diharapkan bisa digunakan untuk menutupi aurat kita. Kata “aurat”yang dimaksud disini adalah kebodohan kita, aurat menunjuk pada suatu hal yang memalukan yaitu kebodohan. Sehingga dengan berbekal akal, kita dapat berfikir, sehingga kita tidak lagi berada dalam kebodohan, sehingga pakaian kedua yang dimaksud disini adalah fikir. Yang ketiga adalah pakaian untuk perhiasan yaitu ilmu. Kata”perhiasan” disini digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang berharga. Apa itu??ilmu, ilmu merupakan sesuatu yang sangat berharga di dalam hidup kita. Tanpa ilmu kita akan menjadi orang yang tidak berharga karena tidak mampu melakukan apapun tanpa memiliki ilmu.Selanjutnya adalah pakaian takwa. Setelah kita memiliki akal, fikir dan ilmu, diharapkan kita bisa memfungsikan ketiga pakaian itu di jalan yang lurus(mengikuti petunjuk Allah). Itulah yang dimaksud pakaian taqwa, dimana disebutkan sebagai pakaian yang paling baik. Nah, itulah macam-macam pakaian yang dapat menuntun hidup kita kearah yang lebih baik. Disinilah yang ingin saya tekankan bahwa sebenarnya keempat pakaian inilah yang disebut sebagai pasangan Nabi Muhammad. Mungkin selama ini Anda sering mendengar bahwa Nabi Muhamad memiliki 4 istri, sehingga ini sering kali dijadikan sebagai dasar dari poligami. Namun sering kali terbesit dalam pikiran saya apakah ini benar-benar landasan poligami?? Karena setelah saya berfikir ulang ternyata poligami tidak mendatangkan banyak keuntungan. Kemudian saya mencoba mengkaji kembali landasan yang sering digunakan oleh orang-orang yang berpoligami. Mereka sering berkata bahwa Nabi Muhammad saja melakukan poligami, beliau memiliki 4 istri, lantas mengapa kita tidak boleh melakukan hal yang sama( berpoligami)??? Pernyataan seperti ini sempat membuat saya merasa bingung, namun setelah saya pahami lebih dalam sebenarnya Nabi Muhammad itu memiliki 4 pasangan, dimana pasangan disini tidak terspesifikasi sebagai istri. Menurut saya pasangan Nabi Muhammad yaitu keempat pakaian yang telah saya jelaskan di atas yakni akal, fakir, ilmu dan taqwa yang lantas dapat membawa Nabi Muhammad sebagai orang yang dimuliakan oleh sang pencipta (Allah). Menurut anda, rasiokah kesimpulan saya ini??? Selain keempat pasangan tersbut di atas, saya juga menemukan 4 pasangan lain Nabi Muhammad yakni Abu Bakar Ash Siddiq, Umar bin Khattab, Ustman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib. Keempat khalifah inilah yang diartikan sebagai pasangan Nabi Muhammad. Khalifah Abu Bakar Ash Siddiq adalah seorang yang memiliki pengaruh dalam masyarakat (merakyat), sedang Khalifah Umar bin Khattab adalah seorang yang pemberani, Khalifah Ustman bin Affan adalah seorang yang kaya raya dan beliau adalah seorang dermawan (senang mendermakan hartanya) dan Khalifah Ali bin Abi Thalib adalah seorang yang berilmu. Mereka berempat akan lebih sempurna jika dilengkapi dengan keberadaan Nabi Muhammad, dimana beliau adalah orang yang mendapat petunjuk dari sang pencipta (Allah). Kelima unsur tersebut akan sangat bermanfaat apabila kita terapkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Bayangkan saja, apabila di suatu lingkungan terdapat orang yang berilmu, pemberani, merakyat, kaya raya dan dermawan, serta orang yang mendapatkan petunjuk dari sang pencipta pasti kelima unsur ini dapat saling melengkapi satu sama lain dan dapat memajukan lingkungan tempat tinggalnya bukan?? Apabila sedang berlangsung sidang Jum’at mereka bisa berkumpul, membicarakan masalah-masalah yang timbul di lingkungan tempat tinggal mereka, tentunya hal ini akan lebih bermanfaat dan dapat mengembangkan serta memajukan kesejahteraan lingkungan tempat tinggalnya. Menurut pendapat Anda, rasiokah pendapat/ pemikiran saya ini?? Tidakkah hal ini lebih bermanfaat dari pada poligami yang sampai sekarang masih diperdebatkan???

Sungguh, Allah menciptakan segala sesuatu dengan cara yang teratur sebagaimana yang tertulis dalam surat Ash-Shaff ayat 4.

Artinya: Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur, mereka seakan-akan seperti suatu bangunan yang kokoh.

Penjelasan: maksud dari ayat ini adalah Allah mencintai orang yang selalu menegakkan kebenaran melalui cara-cara yang benar, teratur, sesuai prosedur dan memiliki landasan/ pedoman yang benar dan kuat layaknya suatu bangunan yang kokoh.

Selain surat di atas, masih ada surat lain yang juga menerangkan mengenai kata “pakaian” yaitu dalam surat Al-Baqarah ayat 187.

Artinya : Dihalalkan bagimu pada malam hari puasa bercampur dengan istrimu. Mereka adalah pakaian bagimu, dan kamu adalah pakaian bagi mereka.

Penjelasan: dalam ayat itu dijelaskan bahwa istri merupakan pakaian bagi suami, begitu pula sebaliknya. Kata “pakaian” disini dapat juga diartikan sebagai pasangan, sehingga bisa juga diartikan bahwa perempuan itu pasangan bagi laki-laki. Kata “pasangan” disini dimaksudkan untuk pasangan hidup. Kadang orang juga mengatakan bahwa laki-laki itu cenderung lebih kuat dan memiliki derajat yang lebih tinggi dibandingkan wanita, hingga ada orang yang berkeyakinan bahwa seorang wanita tidak layak dijadikan seorang pemimpin. Namun, menurut saya pribadi, saya kurang sependapat, karena mungkin memang benar secara fisik laki-laki cenderung lebih kuat, namun secara intelektual ini belum tentu lebih unggul. Kemungkinan bisa saja seorang perempuan memiliki kemampuan intelektual yang lebih tinggi daripada laki-laki, sehingga tidak tertutup kemungkinan bagi wanita tersebut untuk dijadikan seorang pemimpin. Tidakkah hal ini cukup masuk akal untuk dimengerti???

Tidak ada komentar:

Posting Komentar